Cerita Puasa dari Kota Adelaide Australia

0

Penulis:

Mazharfius

Cah Pemalang Kuliah di Australia

Sejak Januari 2019 lalu saya menempuh pendidikan jenjang master selama dua tahun di University of Adelaide yang berlokasi di kota Adelaide, South Australia. Satu pengalaman berkesan saya adalah saat menjalankan puasa serta merayakan Idulfitri.

Menjalankan ibadah puasa di negeri orang merupakan pengalaman unik dan menarik. Selain musim, budaya setempat juga memberi suasana dan rasa yang berbeda. 

Cuaca

Pada saat itu, karena puasa jatuh di musim dingin, yaitu Mei-Juni, kondisi cuaca sangat menguntungkan. Suhu udara berkisar 11-19 derajat celcius sehingga puasa dirasa lebih ringan. Periode antara matahari terbit dan tenggelam juga cukup cepat, yaitu pukul 6 pagi dan pukul 5 sore. 

Praktis, para warga muslim Australia hanya perlu menahan lapar sekitar 11 jam. Bandingkan dengan di Indonesia yang waktu siangnya sekitar 13 jam.

Tapi, karena 1 Ramadan akan bergeser dari tahun ke tahun (penanggalan Masehi dan Hijriyah memiliki jumlah hari yang berbeda dalam setahun), Mungkin sekitar 15 tahun lagi puasa akan jatuh di musim panas dan ini dapat menjadi tantangan yang lebih berat bagi kaum muslim di sana. 

Pada puncak musim panas, sekitar bulan Januari, suhu udara tertinggi bisa mencapai 40 derajat celcius. Waktu siang juga sangat panjang bisa mencapai 14 jam.

Suasana

Penduduk muslim di Negeri Kanguru sangat kecil, hanya sekitar 2%. Alhasil, suasana Ramadan di Kota Festival tersebut dapat dikatakan tidak terlihat sama sekali.

Saya tidak melihat dekorasi toko yang khas apalagi diskon untuk menyambut bulan suci. Tayangan televisi yang ramai dengan iklan makanan dan minuman yang bermunculan jelang buka dan sahur pun tak ada. 

Jadwal perkuliahan dan jam kerja pada umumnya berjalan seperti biasa. Masjid juga tidak mengumandangkan adzan dengan speaker luar sebagai penanda waktu salat dan buka puasa. Beruntung, dengan kemajuan teknologi, jadwal salat serta buka puasa dapat diakses menggunakan perangkat lunak yang banyak tersedia online.

Takjil dan Tarawih

Salat tarawih dan takjil diselenggarakan di masjid-masjid dan musala. Karena sebagian besar warga muslim Australia berasal dari timur tengah, menu takjil favorit adalah kurma dan nasi biryani. 

Bagi mahasiswa Indonesia seperi saya (anak kos), takjil selalu menjadi hal yang dinantikan. Selain menghemat biaya makan (harga satu porsi makanan di restoran berkisar Rp 100.000), event ini juga menjadi media untuk berbaur dengan sesama saudara muslim dari berbagai negara. 

Buka Puasa Bersama 

Buka puasa bersama tidak terlalu banyak dilakukan di Australia, namun tetap diadakan oleh komunitas kecil atau keluarga dengan peserta terbatas. Selain di restoran halal, kegiatan buka puasa bersama dapat berlangsung di rumah dan bahkan di taman-taman umum. 

Di Australia biasanya taman bermain memiliki fasilitas alat barbekyu. Fasilitas ini dapat digunakan secara bebas oleh pengunjung. Menu buka puasa yang disukai warga Indonesia biasanya tidak jauh dari daftar masakan nusantara seperti bakso, nasi goreng, mie goreng, opor ayam, dan sayur asem. 

Namun, menu lokal juga menjadi salah satu andalan, yaitu barbekyu (orang lokal menyebutnya barbie). Memanggang daging merupakan kuliner favorit warga Down Under

Daging yang menjadi pilihan antara lain daging sapi, kambing/domba, dan ayam yang dijual dengan harga berkisar Rp 40.000 s.d. Rp 110.000 per kilogram. Harga daging relatif murah serta kualitasnya bagus karena diproses dengan cara pengolahan yang diawasi ketat oleh otoritas kesehatan setempat. 

Sahur on The Road

Sahur bersama (sahun on the road) sangat tidak lazim dilakukan. Penyebabnya adalah tempat makan yang menyediakan menu halal dan buka 24 jam hampir tidak ada. Selain itu, mengadakan kegiatan dan keramaian di waktu malam dapat menimbulkan keributan dan gangguan umum bagi warga sekitar yang dapat berujung urusan dengan polisi.

Biasanya para pelajar dari luar negeri seperti saya memiliki pekerjaan paruh waktu (Selain mengisi waktu luang juga untuk menambah tabungan). Pekerjaan sambilan saya pada saat itu adalah kurir.

Pada saat saya harus bekerja di malam hari, saya biasanya membawa bekal secukupnya untuk sahur. Pada saat masuk waktu sahur, saya mengambil waktu jeda dan memarkirkan mobil di tempat yang nyaman dan aman (biasanya di sekitar taman) untuk menyantap bekal sahur. Dengan suhu udara yang mencapai satu digit, sahur, wudlu, dan salat harus dilakukan dengan sabar dan tekad yang kuat.

Mencari Makanan Halal

Di Australia hampir tidak ada makanan yang memiliki sertifikat halal (apalagi kerudung dan kosmetik halal :-D). Untuk itu, sebagai warga muslim, harus jeli dalam memilih makanan yang dapat dikonsumsi. 

Beberapa cara untuk memilih bahan makanan antara lain:

  1. Makan di restoran halal. Restoran halal biasanya memiliki ciri penjualnya merupakan saudara muslim atau memberikan label halal di tokonya. Walaupun tidak memiliki sertifikat resmi, namun sebagai sesama saudara muslim dapat saling percaya;
  2. Makan di restoran yang tidak menjual menu atau memakai bahan hewani. Restoran vegetarian tidak menyajikan/memakai bahan makanan yang berasal dari hewan sehingga cukup aman. Namun, perlu diperhatikan untuk tidak memesan masakan yang mengandung alkohol (wine/rum);
  3. Beli makanan di penjual daging muslim. Beberapa toko menjual daging halal. Biasanya toko ini dimiliki oleh muslim yang berasal dari timur tengah;
  4. Beli daging dari supplier daging halal. Beberapa supplier daging menjual daging yang disembelih secara halal. Walaupun tidak mencantumkan sertifikasi halal, perusahaan tersebut menyatakan dalam situs resminya bahwa daging yang dijualnya halal. Selain menjual daging beku, perusahaan ini juga menjual olahan daging seperti sosis dan nugget.
  5. Memeriksa komposisi makanan kemasan. Beberapa jenis bahan yang harus diperhatikan atau dihindari antara lain daging dan alkohol. Selain itu, harus memperhatikan kode makanan yang biasanya dimulai dengan huruf “E”.

Misalnya E102 merupakan pewarna makanan berasal dari tumbuhan dan termasuk bahan yang halal dimakan; E451 merupakan pengental makanan dan harus dilihat apakah berasal dari hewan atau dari tumbuhan (biasanya kedelai), serta E634 merupakan penguat rasa yang dibuat dari bahan hewani sehingga termasuk dalam daftar makanan yang tidak halal, dan sebagainya. Informasi ini dapat diakses dengan mudah secara daring.

Merayakan Idulfitri

Idulfitri adalah hari raya paling ditunggu. Acara dimulai dengan pelaksanaan salat Ied di masjid atau lapangan yang dikoordinir oleh komunitas muslim setempat. Hari raya ini tidak termasuk dalam hari libur di Australia sehingga kegiatan perkuliahan serta pekerjaan lainnya tetap masuk seperti biasa. 

Warga muslim yang pada hari itu harus bekerja, setelah salat yang biasanya selesai pukul 7 atau 7.30, dia melanjutkan aktivitas seperti pada hari kerja lain. Ada juga yang mengambil cuti pada hari itu untuk dapat merayakan hari kemenangan secara penuh bersama teman atau keluarga. 

Kegiatan saling berkunjung juga cukup umum di Australia, teman dan kerabat saling bertamu dan menikmati makan bersama. Menu masakan yang menjadi andalan tidak lain adalah masakan nusantara seperti opor, lontong sayur, dan lain sebagainya. 

Menyantap makanan yang sudah familiar pasti membawa kenangan dan mengobati sedikit kerinduan pada kampung halaman. Waktu itu saya tidak lupa untuk menghubungi keluarga di Indonesia melalui telepon atau video call.

Begitulah sedikit pengalaman saya menjalani ibadah puasa serta merayakan hari raya di negeri orang. Beberapa hal boleh berbeda tetapi suasana kekeluargaan dan kebersamaan tetaplah terasa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here