Mencicipi Durian Ramadan di Alun-alun Pemalang

0
Penjual durian di Alun-alun Pemalang (depan Masjid Agung Pemalang). Tiap buka puasa tempat ini selalu ramai diburu pengunjung.

Alun-alun Pemalang masih jadi tempat ngabuburit utama di Kota Ikhlas. Jelang dan setelah buka puasa tempat ini selalu ramai dikunjungi warga.

Pukul 16.00-17.00 WIB banyak warga duduk-duduk atau olahraga di sekitar patung nanas madu. Ada yang bermain sepeda, jalan santai, lari, atau main bola plastik di area rerumputan Alun-alun Pemalang.

Jelang Maghrib biasanya di Alun-alun Pemang ada sekelompok orang bagi-bagi takjil kepada penguna jalan, tukang becak, dan anak-anak. Kegiatan bagi takjil paling sering dipusatkan di depan Masjid Agung Pemalang. Ada ratusan bungkus kolak pisang bisa habis dalam kegiatan ini.

Ibu-ibu pengajian membagikan takjil kepada pemotor, tukang becak, dan anak-anak di Alun-alun Pemalang belum lama ini.

Di Alun-alun Pemalang ada banyak lapak khusus pedagang kaki lima (PKL). Bakso, mie ayam, es buah, ketoprak, nasi goreng, wedang jahe, seblak, dan masih banyak lagi. Para pedagang tersebar di sisi timur, selatan, dan barat alun-alun.

Di sisi utara ada beberapa PKL pecel lele serta minimarket. Tempat ini dekat dengan pusat kuliner malam Pasar Anyar Pemalang yang banyak menjual nasi grombyang, lontong dekem, lotek, dan klepon.

Sehabis salat Maghrib, sisi barat Alun-alun Pemalang, tepatnya di depan Masjid Agung Pemalang, selalu terlihat lebih ramai. Tampak beberapa pengunjung berburu durian yang banyak dijual di tempat itu.

Salah satu spot ngabuburit di Alun-alun Pemalang adalah Patung Nanas Madu. Patung ini terletak di tengah alun-alun tersebut.

Banyak di antara pembeli durian adalah orang dari luar kota Pemalang yang sedang dalam perjalanan (musafir). Mereka sengaja istirahat serta salat di Masjid Agung Pemalang. Setelah buka puasa dan salat Maghrib mereka baru melanjutkan perjalanan.

Sebelum melanjutkan perjalanan mereka memilih mencicipi durian. Mereka juga bisa sejenak beristirahat di depan masjid sambil menikmati udara segar serta pemandangan alun-alun Kota Ikhlas.

Durian-durian di Alun-alun Pemalang berasal dari luar daerah. Antara lain Pasuruan, Medan, dan Padang. Tak ada durian lokal dari Kecamatan Warungpring.

Penjual durian di Alun-alun Pemalang punya cara unik menawarkan dagangan. Mereka mempersilakan para pembeli memilih sendiri durian mana yang akan dibeli. Setelah dipilih durian tersebut ditimbang dengan timbangan yang sudah disediakan.

Penjual durian di Alun-alun Pemalang (depan Kantor Kemenag Kabupaten Pemalang).

Nanti tiap 1 kilogram dihargai Rp 50.000. Saya harus ingatkan pembaca bahwa 1 kilogram di sini bukan isi buah duriannya (daging buah) melainkan semua bagian dari buah tersebut seperti kulit, duri, dan sipongge alias biji.

Banyak pembeli langsung membuka durian yang sudah dipilih dan ditimbang. Mereka langsung menyantapnya di tempat. Jangan khawatir si penjual sudah menyediakan air mineral serta tisu. Setelah durian masuk perut si pembeli baru dipersilakan membayar sesuai harga yang sudah disepakati.

Ngabuburit di Alun-alun Pemalang salah satunya bisa dengan naik dokar atau odong-odong.

Keramaian Alun-alun Pemalang berlanjut hingga malam hari. Sebagian warga bertebaran di lapak-lapak PKL sedang berburu kuliner. Sebagian lain bersama keluarga naik odong-odong atau dokar yang beroperasi di Alun-alun Pemalang.

Ada juga pengunjung terlihat nongkrong di rerumputan, kursi taman, kompleks kabupaten, dan sejumlah angkringan serta minimarket di sekitar Alun-alun Pemalang. Mereka ini didominasi muda-mudi milenial.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here