Cerita Samson dan Sejarah Malam Seribu Bulan

0
Amirudin, warga Wonosobo. Dok Amirudin.

Suatu hari Kanjeng Nabi kongkow bersama para sahabat. Seperti biasanya, Nabi terakhir itu bercengkerama sambil menyisipkan materi dakwah. Kali ini yang disampaikan adalah kisah Nabi Syam’un Al Ghozi utk memotivasi para sahabat agar lebih giat beribadah dan berjuang untuk agama dan bangsa.

Nabi Syam’un digambarkan sebagai sosok yang kuat. Secara fisik ia bertubuh tinggi besar, tegap, dan berotot. Secara mental ia adalah tokoh yang sudah matang menghadapi tantangan para musuhnya yang luar biasa ekstrim. Secara spiritual ia adalah orang yang sangat hobi beribadah.

Sebagaimana nabi lain, Syam’un memiliki musuh yang sangat kuat. Berbagai upaya dilakukan musuhnya agar Syam’un tunduk, kalau perlu dibunuh. Memang tidak sedikit nabi yang meninggal dalam berdakwah, namun tidak terjadi pada Syam’un. Nabi yang tidak disebut dalam Al-Qur’an itu, berkali-kali selamat dari segala tipu daya dan jebakan musuh. Bahkan dengan kekuatannya yang luar biasa ratusan musuh bisa dibinasakan.

Namun para musuhnya tidak putus asa. Mereka terus berupaya memperdaya Syam’un. Sampai akhirnya para musuh bisa membujuk istri Syam’un.

Sang istri yang mengetahui kelemahan suaminya dengan mudah bisa memperdaya Syam’un. Ketika  Nabi yang hebat itu sedang terlelap tidur, ia diikat dengan rambutnya yang panjang. Ajaib, ikatan rambut itu membuat ia tidak bisa bergerak. Kesaktiannya hilang. Padahal dalam sesi jebakan sebelumnya, Syam’un pernah diikat dengan rantai baja, namun bisa lepas. Bahkan rantai baja itu putus berserakan tak tentu arah.

Syam’un kemudian digelandang ke istana raja. Di tempat musuh bebuyutannya itu ia disiksa, dipukul, dipedang, dan ditombak. Bahkan kedua matanya ditusuk, dibutakan. Betapa hebatnya siksaan itu, namun Syam’un masih tabah, ia memandang itu sebagai risiko dalam menjalankan misi kenabian.

Siksaan terus berlangsung dan semakin sadis. Anehnya semua kekuatan dan kesaktiannya hilang. Ketika siksaan sudah sampai ambang batasnya, ia kemudian berdoa kepada Allah agar kekuatannya dikembalikan.

Doa Nabi yang sangat dikenal oleh umat terdahulu itu (namanya banyak disebut dalam kitab suci Nabi terdahulu), dikabulkan Allah. Kekuatannya pulih.

Segera tangannya ia angkat, seketika itu semua ikatan dalam tubuhnya putus. Tiang-tiang kokoh istana ditendang sampai roboh berantakan. Singkat cerita istana raja ambruk, seluruh orang yang ada di dalamnya tertimpa runtuhan gedung. Termasuk istri Syam’un, raja, dan para penyiksanya tewas.

Setelah selamat dari siksaan itu, Syam’un berjanji akan semakin taat beribadah. Janji Syam’un ini didengar oleh Allah dan sebagai gantinya Tuhan memberikan kesembuhan dan dianugerahi berupa tambahan  umur yang panjang, sampai seribu bulan (Setara 84 tahun).

Mendapatkan anugrah itu Syam’un sangat bersyukur. Sebagai wujud syukurnya masa seribu bulan itu ia gunakan seluruhnya untuk beribadah. Ia perbanyak salat, puasa, sedekah, serta dzikir membaca istighfar, tahlil, dan tahmid.

Mendengar cerita tokoh hebat itu para sahabat Nabi tertegun. Mereka iri, ingin seperti Syam’un yang diberi tambahan umur sampai seribu bulan dan digunakan sepenuhnya untuk beribadah.

Mereka minta pada Nabi Muhamad supaya berdoa pada Allah agar mereka diberi karunia seperti Syam’un. Nabi super hebat, Nabi yang dikenang hampir semua agama dan suku terdahulu. Saking terkenalnya, di era modern ini kisah Syam’un difilmkan di banyak negara.

Di Eropa difilmkan dengan judul “Samson and Delila”. Di Indonesia, tokoh Syam’un juga difilmkan dengan judul yang sama. Ya, Syam’un itu adalah Samson, tokoh super kuat.

Mendengar permintaan para sahabat, Nabi Muhammad hanya terdiam. Ia tidak bisa segera memberi jawaban. Namun tiba-tiba turun malaikat membawa wahyu… Malaikat itu menurunkan ayat:

Inna anzalna fil lailatil qodr..Lailatul qodri Khoirun min Alfi Syahrin….dan seterusnya.

Dengan wahyu itu, Nabi dengan suka cita mengabarkan bahwa umat Islam dianugerahi kemuliaan ibadah setara dengan seribu bulan. Ibadah itu hanya dilaksanakan semalam. Ya, hanya satu malam, tapi pahalanya setara dengan seribu bulan. Satu malam itu namanya, malam Lailatul Qadar. Satu malam yg diturunkan di hari-hari terakhir bulan Ramadan.

Semoga di Ramadan tahun ini (juga tahun tahun yang akan datang), kita bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar itu. Malam yang keutamaannya sama dengan ibadah Nabi Syam’un selama seribu bulan… Amin…

Penulis: Amirudin (Warga Wonosobo Jawa Tengah)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here