Musim Kondangan Bikin Pusing Emak-emak 

0
Kondangan rasa reuni zaman SMP, baru-baru ini di Banyumudal Moga Pemalang.

Bulan Syawal adalah bulan sibuk untuk kondangan. Tiap hari ada saja undangan hajatan datang ke rumah. Sebagian resepsi pernikahan sebagian lagi khitanan.

Masing-masing desa punya tradisi kondangan unik. Biasanya makin tradisional suatu desa makin unik tradisi kondangannya. Bahkan sebagian di antaranya terdengar tak wajar bagi orang-orang dari desa lain.

Misal tradisi kondangan sebuah desa di Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Di desa ini pihak keluarga yang akan menggelar hajatan lebih dulu menulis atau mengetik semua nama orang-orang yang akan diundang ke hajatan. Nama-nama itu kemudian didoakan secara khusus.

“Saya tidak tahu tujuane buat apa, saya hanya disuruh ngeprint nama-nama ini oleh ibu calon mertua. Katanya mau didoakan dulu,” ujar seorang calon pengantin pria, belum lama ini di tempat fotocopian.

Saya sempat tanyakan jumlah nama yang akan didoakan dan diundang kondangan. Si calon pengantin itu sejenak menghitung nama-nama yang sedang dia kumpulkan. Sejumlah 500 orang undangan dari pihak keluarga mertua, 350 orang undangan si pengantin perempuan, dan 150 orang teman-teman si calon pengantin pria.

Saya berdoa semoga seribu nama orang yang akan didoakan itu bisa hadir kondangan. Kalau satu orang nyumbang Rp 50 ribu maka si tuan rumah bisa mengumpulkan uang Rp 50 juta. Uang tersebut bisa untuk menutup pembayaran layos, rias pengantin, musik beserta biduan, konsumsi, dan juga pengeluaran lain selama keluarga itu menggelar hajatan.

Di Pemalang selatan kondangan tak lagi sekadar silaturahmi atau ajakan pesta kebahagiaan. Di beberapa tempat kondangan juga seperti bayar arisan bahkan utang piutang tak tertulis.

Contoh undangan khitanan.

Baru-baru ini saya bertemu teman SMP. Dia mengaku sebulan terakhir sudah kondangan di lebih dari 10 tempat hajatan. Hajatan itu digelar rekan kerja, tetangga, kenalan suami, dan teman zaman SD.

Setiap kondangan dia harus ngamplopi (menyumbang) sejumlah uang. Nilainya beragam. Ada Rp 50 ribu, Rp 100 ribu bahkan lebih dari itu. Dia mengaku sejauh ini sudah lebih dari sejuta rupiah habis untuk kondangan.

Teman SMP saya ini membedakan isi amplop yang akan dibawa ke tiap kondangan. Besaran uang kondangan akan sebanding dengan kadar kedekatan atau hubungan emosional. Isi amplop untuk teman dekat atau keluarga sendiri pasti akan lebih tebal.

“Kalau hari ini saya kondangan uang Rp 1 juta ke tempatmu besok saat saya hajatan kamu juga harus kondangan senilai itu,” ujar dia memberi perumpamaan.

Saya sendiri punya pengalaman kondangan yang ekstrem. Waktu itu saya kondangan ke tempat hajatan kakak sepupu di Tegal selatan. Ketika masuk ke dalam rumah seorang perempuan muda langsung bertanya tentang isi amplop yang saya bawa.

Perempuan tersebut kemudian mencatat uang kondangan saya di sebuah buku khusus. Buku itu juga berisi catatan semua barang kondangan seperti beras, biskuit, dan makanan ringan. Konon setiap keluarga di daerah itu punya buku sejenis yang selalu dibuka saat musim kondangan tiba.

Buku itu adalah pengingat serta bukti autentik tentang utang piutang kondangan. Mereka yang hari ini di-kondangan-i (disumbang) maka di musim kondangan berikutnya harus siap-siap kondangan juga. Tentu dengan isi amplop atau barang yang sama dan pasti tidak boleh kurang.

Kondangan ini pun jadi tradisi unik sekaligus (kadang) penyebab keruwetan hidup bertetangga. Bahkan, dalam beberapa kasus, tradisi di atas membuat stress emak-emak di desa. Ini karena makin banyak orang menggelar hajatan akan makin banyak juga uang yang harus disiapkan untuk kondangan.

Tapi, tak selamanya kondangan bikin kepala emak-emak puyeng. Saya pernah melihat kondangan khitanan tiba-tiba jadi ajang reunian teman-teman SMP. Mereka sangat bahagia karena justru di forum kondangan itulah akhirnya bisa bertemu teman-teman lama masa sekolah.

Kadang, di tempat kondangan khitanan maupun nikahan, Anda juga bisa berjumpa para mantan pacar. He..he..

 

Rifani Warga Banyumudal Moga Pemalang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here