Cerita Orang-orang Tuban di Pemalang

Para Penjual Buah Lontar

0
Al, penjual buah lontar di selatan pintu gerbang Selamat Datang/Jalan Kabupaten Pemalang dekat Paduraksa.

Kemarin aku melihat pedagang buah lontar di selatan Pintu Gerbang Selamat Datang/Jalan Kabupaten Pemalang dekat Pasar Paduraksa. Karena penasaran aku pun mampir untuk mencicipi buah itu.

Buah lontar seperti kelapa kecil. Warna buah ini seperti bambu wulung. Ketika dikupas muncul daging buah putih serta air manis. Ada yang mengatakan daging buah ini seperti kolangkaling.

Aku sendiri belum pernah melihat pohon buah lontar. Kata si penjual buah lontar, wujud pohon buah lontar tinggi-tinggi. Pohon ini banyak dijumpai di perbatasan Pantura Jawa Tengah dan Jawa Timur (Rembang-Tuban).

Di Surabaya buah lontar dinamai siwalan sedangkan warga Pemalang menyebut buah ini sebagai legen. Mungkin sebutan legen berasal dari kata legi (bahasa Jawa) yang punya arti manis.

Penjual buah lontar yang aku temui bernama Al. Ia mengaku sudah hampir sebulan merantau di Pemalang berjualan buah lontar. Ia berasal dari Kabupaten Tuban Jawa Timur.

Menurut Al ada enam orang pedagang buah lontar di Pemalang. Enam orang tersebut menyebar di tiga lokasi berbeda. Pertama sekitar Paduraksa, kedua sekitar Comal-Pekalongan, dan ketiga sekitar Guci. Orang-orang Tuban ini ngontrak sebuah rumah di sekitar Paduraksa/Sewaka.

Enam orang Tuban ini punya satu bos. Si bos ini juga orang Tuban. Ia rutin datang untuk menyuplai buah lontar yang masih segar ke tempat enam orang Tuban tersebut mangkal berjualan buah lontar.

Daging buah lontar dijual dalam bentuk kupasan langsung sehingga bisa makan di tempat. Bisa juga dibawa pulang dibungkus menggunakan plastik transparan. Sekilas mirip para penjual nanas madu yang menjamur di Pantura Beji sampai Gandulan Pemalang.

Sebotol air buah lontar dijual seharga Rp 10.000.

Al juga menjual air buah lontar dalam kemasan botol besar 1500 ml. Rasa air buah lontar ini sangat mirip air kelapa muda yang sudah terfermentasi. Harga satu botol air buah lontar ini Rp 10.000.

Menurut Al air buah lontar berkhasiat mengobati sejumlah penyakit. Satu di antaranya penyakit kencing batu. Jadi siapa saja bisa mencoba.

Cerita soal buah lontar dan orang-orang Tuban di atas mengingatkanku kepada cerita sejarah Majapahit. Dulunya Tuban merupakan kota pelabuhan penting. Bupati pertama Tuban adalah Ronggolawe yang digambarkan sakti mandraguna dalam cerita Aria Kamandanu (Tutur Tinular).

Tutur Tinular pernah menjadi acara sandiwara favorit di radio Tanah Air. Aria Kamandanu juga pernah difilm-kan di layar lebar serta sinetron televisi nasional. Generasi 80-90 pasti pernah menonton film atau sinetron tersebut.

Tokoh terkenal dari Tuban selain Ronggolawe adalah Sunan Bonang. Ia merupakan satu dari sembilan penyebar agama Islam pertama di tanah Jawa. Konon Sunan Bonang sangat sakti bahkan lebih sakti dibanding Sunan Kalijaga.

Kirono (warga Pemalang) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here