Rumah Juang berlokasi di Dukuh Sibedil Desa Gunungsari Kecamatan Pulosari. Di bagian depan Rumah Juang terpampang angka 1837 yang diyakini sebagai tahun pembuatan rumah tersebut.
Rumah Juang merupakan rumah lawas milik kepala desa pertama Desa Gunungsari. Di zaman Hindia Belanda rumah ini pernah dijadikan sebagai sekolah dan ketika perang kemerdekaan digunakan sebagai dapur umum.
Bagian dalam Rumah Juang sudah seperti museum. Terdapat foto-foto lama, meja-kursi lawas, bekas-bekas tembakan, dan alat masak berupa dandang yang pernah digunakan di zaman perang kemerdekaan. Info dari warga setempat halaman rumah ini kerap dijadikan lokasi latihan perkumpulan pencak silat.
Rumah Juang terkenal karena disebut-sebut pernah jadi persinggahan Bung Karno. Peristiwa itu diyakini terjadi sekitar 1945-1949. Bukti kehadiran Putra Sang Fajar berupa sebuah foto Soekarno yang tergantung di salah satu dinding Rumah Juang.
Tentu siapa saja bisa mempertanyakan benar tidaknya sejarah Rumah Juang. Bukankah banyak rumah di Pemalang punya foto serupa seperti yang ada di Rumah Juang? Lagipula sampai hari ini belum pernah ada laporan resmi yang menyatakan bahwa Bung Karno pernah mengunjungi Desa Gunungsari.
Penulis pernah menanyakan langsung soal ini ke Camat Pulosari. Pak Camat hanya menyatakan biarlah sejarah Rumah Juang dan cerita jejak Bung Karno di dalamnya lestari di masyarakat. Paling tidak, kata dia, melalui Rumah Juang masyarakat setempat bisa terus mengenang kisah perjuangan para pahlawan.
Fakta bahwa Bung Karno pernah singgah di Rumah Juang memang masih jadi misteri. Tapi fakta bahwa bangunan itu pernah ditembaki pasukan Kartosuwiryo sangat mungkin benar adanya. Itu mengingat Kaki Gunung Slamet sisi utara dulunya memang daerah gerilya pasukan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII).
Pasukan DI TII yang beroperasi di Pemalang selatan hingga Tegal dan Brebes adalah anak buah Kastolani. Kastolani sendiri merupakan komandan kompi terakhir DI TII yang loyal kepada cita-cita Kartosuwiryo soal Negara Islam Indonesia (NII).
Penulis pernah membaca kisah hidup Kastolani yang notabene warga Kecamatan Salem Brebes di majalah Tempo dan buku Sejarah Kabuaten Brebes. Tahun 2013 penulis juga berkesempatan mengunjungi Kastolani di rumahnya, sebuah desa di tengah hutan perbatasan Kecamatan Salem dan Bantarkawung Brebes. Waktu itu Kastolani banyak cerita soal masa-masa gerilya di sekitar Pemalang, Tegal, dan Brebes.
Keberadaan Rumah Juang masih harus terus disosialisasikan. Banyak warga Pemalang khususnya milenial belum mendengar soal rumah bersejarah ini. Sebagian orang, termasuk penulis sendiri, baru mengetahui Rumah Juang dari postingan media sosial.
Suryopranoto