Curug Bengkawah berada di Desa Sikasur Kecamatan Belik Pemalang selatan. Sikasur merupakan desa perbatasan antara Kecamatan Belik dan Kecamatan Randudongkal. Desa ini hanya ratusan meter dari Pasar Randudongkal.
Bengkawah termasuk curug besar di Pemalang selatan. Debit air serta ketinggian curug ini tak kalah dari Curug Sibedil di Desa Sima Kecamatan Moga. Bahkan di musim penghujan pemandangan di curug ini bisa lebih menakjubkan.
Ahad 22 Mei 2022 saya mengunjungi curug ini kembali. Kalau tidak keliru ini kunjungan ketiga saya. Curug Bengkawah terlihat makin eksotik. Akses jalan ke obyek wisata ini sudah halus serta luas. Lahan parkir juga lebih tertata rapi.
Dulu, karena akses jalan menuju Curug Bengkawah sangat ekstrem, kita harus ekstra hati-hati. Sekarang tak ada lagi undag-undagan curam. Batu-batu cadas berbahaya juga sudah disingkirkan. Pengunjung jadi lebih nyaman serta leluasa menikmati pemandangan sekitar curug.
Setiap pengunjung Curug Bengkawah membayar Rp 6000. Untuk parkir mobil dikenai tarif Rp 5000. Untuk tarif parkir sepeda motor sepertinya lebih murah.
Petugas yang berjaga di pintu loket masuk Curug Bengkawah sangat ramah. Dia menjelaskan tarif-tarif tersebut. Dari selembar karcis tersebut saya tahu Curug Bengkawah ini dikelola oleh Badan Usaha Masyarakat Desa (BUMDes) Sikasur.
Di area curug kita bisa duduk-duduk di atas tikar sambil minum kopi serta makan aneka gorengan hangat. Harga dagangan mereka terbilang murah. Kemarin saya memesan tiga gelas kopi hitam, sepiring bakwan, sepiring mendoan, sepiring lontong. Saya membayar Rp 35.000 untuk semua makanan dan minuman itu.
Para pedagang di Curug Bengkawah sangat ramah. Mereka menyapa semua pengunjung dengan bahasa Jawa halus (kromo).
Menurut pedagang, tiap Sabtu dan Ahad, Curug Bengkawah selalu ramai pengunjung. Pengunjung terdiri dari orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Mereka kebanyakan datang pada pagi dan siang hari.
Kalau Anda ingin berkunjung ke Curug Bengkawah usahakan pagi atau siang hari. Sore hari biasanya turun hujan sehingga sekitar curug menjadi gelap. Lagipula menurut para pedagang di sana, bila sore hari, kerap muncul monyet-monyet liar di sekitar Curug Bengkawah.
Penulis: Sasi Kirono