Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem lebih dikenal sebagai Sekolah Diniyah An-Nashiriyah Kedemangan. Ada juga yang menyebut lembaga pendidikan Islam di Pemalang ini sebagai Sekolah Sore atau Sekolah Arab.
Sebutan Sekolah Sore karena kegiatan belajar-mengajar di madrasah berlangsung sore hari. Dimulai setelah zuhur sampai asar. Sebutan Sekolah Arab karena mata pelajaran yang diajarkan berbau Arab seperti bahasa Arab, Fiqih, Tarikh Nabi, Alquran.
Madrasah ini sangatlah tua. Informasi dari warga sekitar menyebut umur Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem lebih dari 50 tahun. Dugaan saya usia madrasah ini hampir sama dengan usia Indonesia Merdeka.
Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem pernah menjadi salah satu Sekolah Arab terbesar di Pemalang. Jumlah santri atau murid madrasah ini pernah mencapai 400. Semua santri terbagi dalam enam kelas, yakni 1-6. Zaman keemasan madrasah ini berlangsung di tahun-tahun sebelum 2000.
Informasi yang saya terima dari seorang pengajar di madrasah ini (Ustazah Manis), bahkan waktu itu ada kegiatan belajar yang dilakukan pada pagi-siang hari. Jadi, banyaknya santri membuat madrasah ini selalu ramai baik pagi maupun sore.
Santri-santri Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem tidak hanya berasal dari Kelurahan Kebondalem. Banyak di antaranya berasal dari Kelurahan Pelutan. Biasanya mereka bersepeda dari rumah sampai madrasah.
Setelah tahun 2000 zaman keemasan Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem berakhir. Bahkan di tahun 2022 Sekolah Arab ini hanya memiliki 30 santri. Para santri duduk di kelas 1-3.
Jadi, saat ini tiga kelas lanjutan di Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem, yakni 4-6 tanpa santri. Tiga ruang kelas di madrasah itu pun terpaksa dikosongkan. Dari luar bisa dilihat meja-kursi serta papan tulis ruang kelas tanpa santri itu lusuh berdebu.
Ustazah Manis mengaku tetap semangat mengajar di Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem. Menurut dia madrasah tersebut sudah menjadi bagian dari sejarah ibu dan dirinya sendiri. Zaman dulu, kata dia, waktu ibunya masih kecil juga belajar agama Islam di madrasah ini.
Sebelum pamitan, kepada Sang Ustazah, saya sarankan beliau berkunjung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pemalang. Siapa tahu Madrasah Salafiyah An-Nashiriyah Kedemangan Kebondalem bisa diusulkan menjadi bangunan cagar budaya (BCB).
Penulis: Dahlan Lafran